Pages

Sunday, June 13, 2010

Efek ”Game” terhadap Otak

DISADARI atau tidak, komputer telah mengubah kehidupan manusia modern dalam kehidupan sehari-hari, termasuk bagaimana menghibur diri sendiri. Komputer juga telah mengubah cara belajar, misalnya dengan game yang bukan sekadar mainan tanpa manfaat. Salah satu video game yang populer adalah Tetris. Sebuah game di mana ubin dengan berbagai bentuk dijatuhkan dan pemain harus menyusunnya sedemikian rupa sehingga sedapat mungkin tidak ada ruang kosong.

PENURUNAN gelombang beta yang besar terjadi jika orang lebih banyak bermain video game. Beberapa studi melaporkan bahwa bermain video game dapat meningkatkan kecepatan detak jantung, tekanan darah, dan konsumsi oksigen cukup signifikan.* DOK.”PR”
Di awal tahun 1990-an Richard Haier, seorang profesor psikologi dari University of California, Amerika Serikat, memantau cerebral glucose metabolic rates di otak pemain Tetris menggunakan PET scanner. Rate glukosa menunjukkan berapa banyak energi yang dikunsumsi oleh otak sehingga secara garis besar memperlihatkan seberapa keras otak bekerja. Haier mengukur level glukosa pemain Tetris pemula ketika sedang ‘sibuk’ mengatur susunan ubin jatuh dalam permainan tersebut. Kemudian level ini diukur kembali beberapa bulan berikutnya untuk pemain yang teratur bermain Tetris. Hasilnya, meski level kesulitan game Tetris bertambah dalam skala 7, level glukosanya malah semakin turun. Artinya, kenaikan kesulitan dalam game melatih pemain secara mental memanipulasi kesulitan mengatur balok-balok Tetris menjadi terasa lebih mudah. Akibatnya, kerja otak menjadi lebih ringan. Jadi, sangat mungkin anak yang kesulitan pelajaran matematika, misalnya, akan menjadi lebih terbiasa dan menganggap mudah, apabila dia sering berlatih game matematika.

Pemain Game Bisa Mengontrol Mimpi

Bermain video game sebelum tidur dapat membuat kita memiliki tingkat kesadaran yang tak biasa bahkan bisa mengontrol mimpi kita. Hal ini sudah dipelajari LiveScience.

Kemampuan untuk membentuk realitas alternatif dari dunia mimpi mungkin tidak cocok dengan pikiran-lentur dalam film Hollywood seperti “The Matrix”. Tetapi ini bisa digunakan untuk melawan mimpi buruk atau bahkan trauma
mental.

Menurut Jayne Gackenbach, seorang psikolog di MacEwan Grant University di Kanada, mimpi dan video game merupakan realitas alternatif. Namun ia mengatakan bahwa mimpi muncul dalam bentuk biologis dari pikiran manusia, sementara video game didorong oleh teknologi komputer dan konsol game.

“Jika Anda menghabiskan waktu sekian jam sehari di suatu realitas virtual, tanpa melakukan tindakan yang lain,” kata Jayne Gackenbach, “Pemain game yang mengendalikan lingkungan permainan, dapat menerjemahkannya ke dalam dunia mimpi.”
Sumber : http://www.medantalk.com/pemain-game-bisa-mengontrol-mimpi/

Game - Game bertema satanic meresahkan orang tua

Para orang tua mulai khawatir dengan game - game yang bertema setan yang makin banyak akhir - akhir ini. Dalam beberapa game - game bertema setan tersebut, sering player bermain sebagai malaikat atau manusia yang memberontak kepada tuhan. Di artikel tersebut juga disebutkan bahwa di beberapa game tersebut secara eksplisit menerangkan bahwa "God is the enemy and the devil is the hero".